Fungsi Oxygen Sensor pada mesin injeksi
David Sigalingging
2 min read
Meskipun pengembangan pada metode EFI ini bukan hal yang gres lagi, penggunaan oxygen sensor di kendaraan tetap mempunyai arti yang penting, baik untuk lingkungan serta untuk unjuk kerja mesin.
Nah pada potensi kali ini, ombro akan berbagi isu terkait fungsi oxygen sensor pada mesin injeksi. Berikut fungsi oxygen sensor pada mesin injeksi....
1. Mеngukur kоnѕеntrаѕі оkѕіgеn dі dаlаm gаѕ buаng
Fungsi oxygen sensor yang pertama yakni selaku komponen yang dipakai untuk mengukur konsentrasi oksigen di dalam gas buang. Ya, oxygen sensor digunakan untuk mendeteksi kandungan oksigen yang ada di dalam gas buang sisa hasil pembakaran mesin.
Umumnya, oxygen sensor memakai unsur elektro yang disebut selaku Zirconia electrolyte (ZrO2 ), adalah sebuah unsur yang mau bereaksi terhadap kandungan oksigen dan panas yang mengalir bareng hasil sisa-sisa gas buang di knalpot.
Oleh jadinya, kita akan memperoleh oxygen sensor cuma pada jalur pembuangan sisa hasil pembakaran yang dimulai dari exhaust manifold (header) sampai ujung knalpot mobil. Namun biasanya, oxygen sensor ini dipasang di erat header knalpot atau diantara catalyctic converter.
Oxygen sensor lazimnya dihubungkan secara pribadi dengan ECU (Engine Control Unit)menggunakan beberapa utas kabel (tergantung dari jenis dan model yang dipakai).
Dengan begitu, tegangan yang dikirimkan oleh ECU ke Oxygen Sensor mampu secara eksklusif diterima kembali oleh ECU sesudah Zirconia electrolyte (ZrO2 ) bereaksi terhadap gas buang yang mengalir. Reaksi yang terjadi pada Zirconia electrolyte ini akan berakibat pada pergantian nilai tegangan yang sudah mengalir dari ECU sebelumnya.
Jika tegangan yang di terima ECU dari oxygen sensor berada pada nilai tegangan 0,1 volt, hal ini menerangkan bahwa jumlah konsentrasi oksigen dalam gas buang berada di kisaran 3%. Ini artinya adonan udara dan materi bakar di dalam mesin terlalu kurus (terlampau banyak udara dibanding materi bakar)
Dan jikalau tegangan yang diterima ECU dari oxygen sensor ini berada pada nilai tegangan 0,9 volt, hal ini mengambarkan bahwa jumlah knsentrasi oksigen dalam gas buang berada di kisaran 0,3% . Ini artinya, adonan udara dan materi bakar di dalam mesin terlalu kaya ( terlampau banyak bahan bakar dibanding udara).
Bаса jugа :
- Mеngеnаl tаtа саrа Elесtrоnіс Fuеl Injесtіоn (EFI)
- Mасаm-mасаm ѕеnѕоr раdа tаtа саrа EFI
- Fungѕі еxhаuѕt mаnіfоld bаgі mеѕіn
2. Dаtа іnрut bаgі ECU untuk mеngkоrеkѕі аіr-fuеl rаtіо mеѕіn
Fungsi Oxygen sensor yang kedua ialah selaku data input ECU untuk mengkoreksi jumlah air -fuel ratio (rasio perbandingan udara dan materi bakar) mesin ke keadaan rasio yang paling ideal sesuai dengan keadaan kecepatan dan beban mesin.
Ya, untuk menerima hasil pembakaran yang ideal, mesin bertenaga, namun tetap ramah lingkungan, maka ECU mesin akan mempergunakan data input berbentuktegangan dari oxygen sensor ini untuk mengkoreksi air-fuel ratio yang terjadi di mesin.
Paling lazim, ECU akan mengendalikan kembali lamanya waktu injeksi bahan bakar kedalam ruang bakar serta waktu pengapian (ignition timing) untuk mendapatkan air-fuel ratio yang ideal sesuai dengan kecepatan dan beban mesin.
Seperti misalnya, di saat terjadi adonan kaya, maka ECU akan mempercepat waktu injeksi materi bakar sehingga bahan bakar yang tercampur dengan udara menjadi lebih minim. Hal yang sama berlaku pula untuk kondisi sebaliknya
Setelah koreksi air fuel ratio terjadi dan proses pembakaran di ruang bakar terus berlangsung, maka akan segera tercipta pergantian kandungan oksigen dalam gas buang yang kemudian akan diukur kembali oleh oxygen sensor.
Ketika nilai kandungan oksigen sudah sesuai dengan data dan kebutuhan mesin maka koreksi air fuel ratio untuk sesaat akan terhenti dan akan kembali mengkoreksi bila nilai kandungan oksigen kembali berubah.
Jadi, secara garis besarnya, ECU (Engine Control Unit) akan memilih apakah rasio udara-bahan bakar kaya atau kurus dan mengatur timing injeksi menurut tegangan output dari oxygen senor.
Jika oxygen sensor mengalami malfungsi sehingga tegangan output menjadi abnormal, maka ECU tidak akan bisa lagi untuk melaksanakan kendali rasio udara-materi bakar secara akurat.
Artikel ini diarsipkan pada klasifikasi : Tеоrі-Otоmоtіf
Berkomentar dengan bijak dan sesuai topik artikel.